Setelah sebelumnya membahas Tips Marketing dengan Teknik Soft Selling di Media Sosial, kali ini kita akan membahas Perbedaan Soft Selling dan Hard Selling Beserta Contohnya.
Dunia marketing tidak terlepas dari metode soft selling dan hard selling. Masing-masing memiliki kelebihan dan kekurangan.
Ketika perusahaan mampu memilih metode yang tepat untuk memasarkan produknya, maka disitulah penjualan akan meningkat. Untuk itu, pebisnis harus tahu metode mana yang bisa digunakan untuk memasarkan produknya.
Berikut ini akan dibahas mengenai pengertian soft selling dan hard selling, contoh-contohnya, dan perbedaan keduanya.
Pengertian Soft Selling
Soft selling adalah sebuah teknik penjualan secara persuasif menggunakan bahasa yang halus agar orang lain tertarik untuk membeli produk.
Tentunya, ini akan mendorong calon konsumen untuk melakukan tindakan sesuai apa yang diharapkan penjual, yakni melakukan pembelian. Bisa dikatakan bahwa metode persuasif ini yang menjadi metode utama untuk berjualan.
Melalui soft selling, calon pelanggan tidak secara langsung diminta untuk membeli produk, namun penjual menampilkan beragam manfaat, kelebihan, dan kegunaan produk dengan semenarik mungkin hingga akhirnya calon konsumen tahu bahwa mereka tertarik dengan produk tersebut.
Kemudian, memutuskan untuk membeli produk yang Anda tampilkan. Melalui cara halus, calon konsumen pada awalnya tidak serta-merta berpikir bahwa Anda sedang berjualan, lalu ketika Anda menawarkan produk, mereka akan mendengarkan secara seksama. Hingga akhirnya mereka tertarik dan membeli karena merasa perlu untuk membeli produk yang Anda tawarkan.
Contoh Promosi Soft Selling
- Menggunakan gambar, motion, atau video
- Memberikan produk secara gratis
- Memberikan informasi yang relevan dan bermanfaat untuk calon konsumen
- Giveaway
Pengertian Hard Selling
Hard selling adalah sebuah teknik penjualan secara langsung yang tertuju kepada target pelanggan dan mempromosikan produk secara langsung sesuai inti dari tujuan promosi.
Cara promosi seperti ini telihat to the point (tanpa basa-basi) kepada inti penjualan yaitu pembelian yang dilakukan oleh konsumen.
Biasanya metode ini dilakukan oleh perusahaan yang ingin menjual produknya sesegera dan sebanyak mungkin tanpa perlu mengeluarkan uang untuk iklan.
Perusahaan sering mengandalkan SPG saat melakukan penjualan dengan metode ini. Ketika produk ditawarkan kepada calon konsumen, ada sebagian konsumen yang langsung mau membeli produk tersebut tanpa perlu berpikir panjang lagi.
Ketika di swalayan, sering kali kita melihat SPG yang menjual produk dan kita pasti sudah tahu bahwa ketika SPG tersebut mendekat berarti ia akan menawarkan produk yang sedang ia pegang.
Lalu, saat ditawarkan kita akan diberikan penjelasan terlebih dahulu. Tanpa berpikir lama, konsumen langsung membelinya. Konsumen merasa produk tersebut memang cocok untuk dibeli.
Contoh Hard Selling
- Bundling produk
- Buy 1 Get 1
- Discount
- Doorprize
Perbedaan S0ft Selling dan Hard Selling
Jika dilihat secara definisi, gambaran perbedaan keduanya sudah cukup terjawab. Soft selling berfokus untuk membujuk calon konsumen agar mau membeli produk melalui bahasa yang halus. Sedangkan, hard selling malah langsung menawarkan dan mengajak calon konsumen untuk membeli produk secara langsung.
Ketika melakukan soft selling, harus dilakukan dengan cara yang tepat agar hasil yang didapatkan sesuai dengan apa yang diharapkan. Melalui metode ini, jika mampu mengemas promosi dengan menarik, maka hasil yang didapatkan bisa berkali lipat.
Biasanya, efek yang dihasilkan bisa dalam jangka panjang. Artinya, ketika pebisnis mempromosikan produknya hari ini, dampak yang dirasakan bisa dikemudian hari. Sedangkan, melalui hard selling, dampak yang didapatkan saat itu juga.
Pada saat pebisnis menawarkan produknya pada calon konsumen, maka pada saat itu juga pelanggan mau membeli produknya. Jumlah produk yang terjual bisa saja berjumlah banyak asal mampu memilih target yang tepat.
Ada satu keunggulan menggunakan metode soft selling ini yaitu ketika menawarkan produknya dengan cara halus, audiens tidak akan merasa segan atau canggung kepada penawar.
Namun, melalui metode hard selling, audience bisa saja segan menolak tawaran penjual pada saat ditawarkan secara langsung. Bahkan, bisa muncul perasaan tidak enakan dengan brand Anda.
Nah, itulah perbedaan dan contoh keduanya. Anda masih bingung dengan kedua metode di atas? Tenang, semua ada solusinya. Percayakan pemasaran produk Anda pada perusahaan profesional yang bergerak khusus di bidang Digital Marketing dan Industri Kreatif Digital yakni DuaDigit Digital Agency.
Urusan marketing, serahkan pada ahlinya! Selain Anda bisa santai, bisnis pun bisa lancar.